Senin, 16 Maret 2009

Laptop $10 Mulai Dipamerkan Tanggal 3 Februari

Sebuah prototipe laptop seharga $10 (Rs 500) dengan RAM sebesar 2GB akan diperlihatkan di Tirupati, India pada tanggal 3 Februari saat misi pendidikan nasional melalui teknologi informasi dan komunikasi diluncurkan.

Proyek laptop $10 pertama kali dimulai di TOI tiga tahun lalu mengikuti proyek laptop $100 yang dimulai Nicholas Negroponte dari MIT yang mencoba untuk menerobos pasar India. Laptop seharga $10 telah selesai dari tahap rancangan berkat usaha dari seorang siswa Vellore Institute of Technology, ilmuwan di Indian Institute of Science, Bangalore untuk menjembatani jurang pemisah antara penduduk berada dan miskin. "Pada tahap ini, harga jualnya berkisar $20, namun dengan produksi massal, biaya produksi akan dapat ditekan," kata sekretaris higher education R P Agrawal.

Selain mempertanyakan teknologi laptop seharga $100, alasan utama bagi pemerintahan India untuk menolak proyek Negroponte adalah One Laptop Per Child (OLPC) ternyata memiliki biaya tersembunyi dan lain-lain sehingga harga akhirnya mencapai $200.

Peluncuran inisiatif ini juga akan mendemonstrasikan dari e-classroom, labolatorium virtual dan 'Sakshat' (sebuah portal pendidikan) lebih baik dari saat pertama kali diluncurkan lebih dari dua taun yang lalu. Sumber juga mengatakan bahwa kabinet India telah sepakat dengan empat penerbit — Macmillan, Tata McGraw Hill, Prentice-Hall dan Vikas Publishing — untuk meng-unggah buku cetak ke 'Sakshat' di mana lima persen dari buku-buku yang tersedia akan dapat diakses secara gratis.

Misi ini berencana mengucurkan dana sebesar Rs 4.612 crore (sekitar $940 juta) dalam rangka mendongkrak tingkat pendidikan di kalangan masyarakat. Misi ini memiliki dua komponen besar. Pertama, menyediakan konten portal 'Sakshat' dan kedua, membangun konektivitas dengan menyediakan peralatan akses untuk institusi dan pelajar.

Dalam konteks ini, pemerintah akan memberikan Rs 2.5 lakh per institusi untuk koneksi 10 Kbpks dan subsidi 25% dari biaya untuk universitas swasta dan pemerintah.

Misi ini akan memperluas infrastruktur komputer dan konektivitas hingga lebih dari 18.000 kampus di negara tersebut, termasuk setiap departemen dan hampir 400 universitas dan institusi yang menyangkut kepentingan nasional. Misi ini akan fokus pada prosedur pendidikan e-learning, menyediakan fasilitas dari eksperimen melalui labolatorium virtual, online testing dan sertfikasi, ketersediaan online bagi pengajar dan mentor dan utilisasi dari EduSat dan DTH.

Klik di sini untuk sumber artikel.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[X]

ShoutMix chat widget